Helpy

BMX Bandung di mata Helpy

Pada awal tahun 90’an dalam perkembangan olahraga BMX di Indonesia sedang mengalami masa transisi, yaitu perpindahan dari Era Oldskool (80’an) ke Era Midskool (90’an). Dimana pada masa transisi itu BMX di Indonesia khususnya disiplin Freestyle yang sempat menghilang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi dan Bandung.

Keterpurukan Freestyle BMX di beberapa kota ini disebabkan banyaknya Rider yang berpindah ke Sepeda “Besar” seperti Mountain Bike (MTB), Road Bike, dsb. Karena pada masa itu event-event BMX masih sangat minim, bahkan olahraga BMX belum diakui oleh Pemerintah. Sehingga jalan satu-satu nya bagi para rider untuk berkembang adalah dengan pindah ke cabang olahraga sepedah yang diakui oleh Pemerintah. Kurangnya minat pada olahraga BMX Freestyle di tahun 1991-1994 ini juga berimbas pada toko-toko perlengkapan sepedah, dimana mereka tidak lagi menjual perlengkapan sepedah BMX.

Memasuki mideo 1995 menurut A’Helpy para rider BMX Freestyle di bandung memulai mencoba kembali membangkitkan olahraga BMX di Bandung. Team kecil ini terdiri dari Helpy (team LBC), Andi Grey (ARZ), Soni MH (FCRZ), Yopi (R.C), Ipunk (2014), dan beberapa teman rider lainnya. Mereka kembali mensosialisasikan olahraga BMX Freestlet kepada anak muda dengan mengadakan demonstrasi Olahraga BMX di acara sekolah PENSI SMA/SMP ataupun sekedar beratraksi BMX di tempat umum pada akhir minggu.

Sejak saat itulah perkembangan BMX di Bandung mulai kembali bangun dari tidur panjangnya. Para rider dari kota-kota lain berdatangan untuk sekedar berkumpul, berlatih dan sharing pengetahuan akan Freestyle seperti Caplank, Ucup Levi, Heru, Irsan (Jakarta), Dedi Lunk, Herman Moontink, Gita (Cianjur), yang rela bermalam berhari-hari di Bandung. Bermodalkan eksistensi dan keinginan yang kuat untuk bersama mengembangkan olahraga BMX di Indonesia khusus nya Bandung, semangat kami semakin memanas, walaupun pada saat itu belum terdapat banyak media yang bisa digunakan untuk mempublikasikan kami atau bahkan informasi mengenai perkembangan BMX baik di dalam negeri dan Luar negeri, kami bertekad untuk mengembangkan olahraga BMX freestyle ini.

Bahkan olahraga BMX Freestyle ini mulai dilirik oleh Perusahaan swasta yang berhubungan dengan gaya/style anak muda kembali melirik para rider BMX untuk mereka support, seperti Proshop, Skaters, dsb. Bahkan mereka memfasilitasi arena untuk bermain bagi para rider BMX, seperti ditahun 90’an itu untuk para penggemar jumping (dirtjump) ada arena bermain BMX di Bandung Utara (Punclut), Untuk Freestyle , Flatland atau street ada taman umum seperti Tegalega, Balai Kota, Gasibu, Monumen Perjuangan, di belakang SMAK Dago, dan tempat-tempat lainnya. Sedangkan untuk BMX Race ada Lajef (di Gunung Lagadar), Velodrome Munaif Saleh yang sampai sekarang masih ada dan bahkan sudah ada akademi BMX Race DBMX Training Camp.

Dari kesemua arena bermain olahraga BMX itu tidak sedikit melahirkan atlet BMX handal yang telah mengharumkan nama Provinsi namun juga Negara seperti Candra Purnamawan peraih medali perunggu di Junior X-Games tahun 2000 di Thailand, Didi Tria Sanjaya, Asep “Apep” Tubagus, Okke, Ganjar Hermawan, Vanvan, dll.

Dengan fasilitas seadangan, passion kami (para rider BMX di Bandung) sangat tinggi dan Alhamdulillah BMX tidak lagi dipandang sebagai olahraga “kampungan” atau olahraga anak kecil, tapi BMX di Bandung berkembang menjadi trend di kalangan pemuda tidak hanya dari segi olahraganya, dan ajang berkumpul tapi dari segi fashion dan industry BMX mulai berkembang. Sejak saat itu mulai banyak bermunculan serie-serie BMX (pertandingan) tahunan yang memiliki support kuat dari berbagai pihak.

Pada tahun 2011 lahirlah Asosiasi BMX Indonesia (ABI) yang di ketuai oleh Pak Danil, dimana dengan lahirnya ABI dapat memfasilitasi dan menjembatani olahraga BMX Freestyle untuk lebih di akui oleh pemerintahan dengan diadakannya event local, nasional dan internasional. Yang bertujuan mengarahkan olahraga BMX ini kearah yang lebih baik.

Sampai saat ini, di era new skool / milenial, perkembangan BMX semakin pesat dengan semakin dimudahkannya para rider untuk dapat mengembangkan bakatnya. Karena banyak sekali media yang dapat digunakan oleh rider untuk mendapatkan informasi seperti melalui media social, hp, dll. Bahkan dengan semakin banyaknya rider dan dengan semakin pesatnya perkembangan olahraga BMX saat ini. Semakin berkembang pula industri-industri BMX kecil yang memproduksi frames atau part-part sepedah local dengan kualitas yang tidak kalah dengan produksi import.

Sekiranya itu yang bisa saya ceritakan perihal sejarah singkat mengenai perkembangan BMX di bandung dari tahun 1990-an sampai dengan saat ini. Cerita ini merupakan cerita yang saya dapat dari pengalaman yang saya alami dan tentunya dari sudut pandangan saya. Mohon maaf jika terdapat kekurangan dari cerita yang saya sampaikan, setiap rider atau semua orang yang menjalani masa-masa perkembangan BMX di Bandung merupakan saksi dari perkembangan BMX di Bandung.

Bagi saya sendiri, menekuni BMX merupakan fase dalam kehidupan yang begitu indah. Semangat., loyalitas dan eksistensi lah yang membuat saya dapat melalui suka dan duka selama menjalani proses perkembangan BMX di Bandung khususnya. Akhir kata saya ingin sekali menyampaikan rasa terima kasih saya kepada semua pelaku BMX pada era oldskool, midskool dan newskool, serta organisasi-organisasi yang turut mengembangkan BMX di Indonesia. (FK/NVT)

Check Also

Salah satu karyanya yang disertakan di Pameran Cross Culture. Keren yah?

Gita Rusdinar

Sama seperti Moonthink yang juga berasal dari Cianjur, dengan kegigihannya, Gita sempat menjadi salah satu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *